Senin, 05 Maret 2012

4 MAKANAN TERBAIK UNTUK OTAK

Ghiboo.com - Menjadi bagian terpenting bagi tubuh, otak menjadi pusat dari semua aktivitas manusia. Oleh karena itu, otak memerlukan asupan makanan sehat untuk membuatnya bekerja optimal.
Berikut ini beberapa jenis makanan yang berguna bagi kesehatan otak, seperti dikutip Boldsky, Selasa (28/2).

Vitamin B Kompleks
Kelompok vitamin B kompleks terdiri dari delapan vitamin berbeda. Konsumsilah makanan atau multivitamin yang mengandung vitamin B kompleks, yang membantu meningkatkan fungsi otak. Vitamin ini membantu tubuh mengkonversi kolin, yaitu asam amino yang ditemukan dalam sumber makanan menjadi asetilkolin, yaitu neurotransmiter kimia yang membantu dalam memori dan proses belajar. Vitamin B kompleks banyak terdapat dalam kentang, biji-bijian, brokoli, bayam, jamur, pisang, berbagai produk olahan kacang kedelai, telur dan kacang almond.

Gandum Utuh
Gandum utuh seperti roti gandum, oatmeal, beras merah, dan millet merupakan makanan sumber energi utama untuk tubuh dan otak. Makanan ini bekerja untuk meningkatkan aliran darah ke otak yang berarti menunjang kualitas dan kuantitas fungsi otak. Biji-bijian ini juga mengandung banyak vitamin B6, yang penuh dengan tiamin. Tiamin sangat bagus untuk siapa pun yang berusaha untuk meningkatkan daya ingat.

Asam Lemak Omega 3
Untuk memiliki memori dan konsentrasi yang tajam, konsumsilah makanan yang kaya akan asam lemak omega 3 yang mampu mengontrol depresi dan stres. Pastikan untuk selalu mengonsumsi minyak ikan, minyak zaitun, bawang putih, ikan tuna, kalkun, salmon, telur, nasi, sereal, dan pasta.

Karbohidrat
Makanan seperti beras merah, apel, pisang, kismis, biji-bijian, dan kecambah, mengandung karbohidrat. Tubuh mengubah karbohidrat kompleks dalam makanan menjadi glukosa, kemudian tubuh akan menggunakannya sebagai bahan bakar untuk meningkatkan kewaspadaan, fungsi memori dan konsentrasi.

Minggu, 05 Februari 2012

Yang Perlu Diketahui Tentang Karang Gigi

by dentistrymolar Sumber : Drg. J.Sutandi, Sp.Perio
1. Apa karang gigi itu?

Karang gigi merupakan plak gigi yang mengalami mineralisasi pada permukaan gigi maupun gigi palsu. Karang gigi ini berisi bakteri-bakteri bersama dengan kandungan anorganik seperti kalsium yang berasal dari air liur (saliva) kita. Karang gigi berwarna putih, atau putih kekuningan, dan keras seperti tanah liat. Warna karang gigi bisa juga bervariasi menjadi kecoklatan atau kehitaman tergantung kontak dengan bahan lain, misalnya kopi, teh, pewarna makanan atau tembakau pada perokok.

Karang gigi biasanya terbentuk pada bagian leher gigi yang berbatasan dengan gigi. Karang gigi ini bisa terjadi di atas gusi (supra gingiva) atau terbentuk hingga ke dalam gusi (sub gingiva) yang biasanya berwarna hitam kecoklatan.

2. Bagaimana bisa terbentuk karang gigi itu?

Karang gigi terbentuk sisa plak yang mengalami mineralisasi. Jadi pada awalnya adalah plak yang kurang bersih dalam menyikat gigi, kemudian mineral dari air ludah masuk ke dalam plak ini, terus menerus hingga plak mengeras dan terjadilah karang gigi. Karang gigi yang telah terbentuk ini merupakan media yang baik untuk melekatnya mineral dan plak, sehingga perlahan-lahan karang gigi menjadi lebih besar dan masuk ke dalam gusi.

3. Apa akibatnya bila karang gigi dibiarkan?

Karena sebenarnya karang gigi ialah kumpulan bakteri yang bersinggungan dengan gusi dan jaringan di sekitar gigi, maka karang gigi dapat menyebabkan infeksi kronis atau akut pada gusi (gingivitis) atau jaringan di sekitar gigi (periodontitis).

Berikut ini ialah gejala yang sering timbul berhubungan dengan karang gigi :

gusi berdarah dan kemerahan
gusi membengkak dan atau bernanah
gusi melorot atau gigi tampak menjadi panjang
gigi lama-lama menjadi goyang
gigi menjadi meregang (timbul celah-celah antara gigi)
gigi menjadi linu padahal tidak ada yang berlubang

Akibat dari karang gigi ini masih banyak dan akan kami jelaskan pada artikel yang lain. Bahkan penelitian yang terbaru menyatakan ada hubungan karang gigi dengan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus (kencing manis).

4. Bagaimana cara menghilangkan karang gigi? Sakit tidak?

Karang gigi yang telah mengeras dapat dibersihkan oleh dokter gigi menggunakan alat bernama scaler. Pembersihan ini dapat dilakukan dengan manual, yakni menggunakan instrumen, seperti dicongkel-congkel. Namun kini yang lazim ialah menggunakan ultrasonic scaler. Ultrasonic scaler ialah semacam alat berbentuk seperti ungkitan, yang akan bergetar dengan
sangat halus. Getaran ini apabila diaplikasikan kepada karang gigi akan membuat ikatan karang gigi dengan gigi akan terlepas. Prosedur pembersihan karang gigi dengan ultrasonic scaler ini relatif sangat nyaman. Pada saat pembersihan, ultrasonic scaler akan mengeluarkan air dengan jumlah yang cukup untuk memberikan pendinginan, sehingga panas akibat gesekan yang menyebabkan linu akan minimal. Namun, pada beberapa bagian, di mana terbentuk karang gigi subgingival, pembersihan akan sedikit tidak nyaman karena getaran pada bagian permukaan akar akan menimbulkan rasa linu bagi mereka yang sensitif. Pada keadaan tertentu, dokter gigi akan memberikan anestesi apabila diperlukan sehingga pembersihan dapat berlangsung tanpa rasa sakit.

5. Bagaimana mencegah terbentuknya karang gigi?

Seperti yang dikatakan sebelumnya, karang gigi terbentuk karena ada sisa plak, jadi supaya tidak terjadi karang gigi, kuncinya ialah membersihkan karang gigi dengan baik dan benar. Seringkali yang terjadi ialah penderita tidak berani menyikat hingga menyentuh leher gigi dan

gusi, padahal di daerah itulah paling banyak terbentuk karang gigi. Atau sering juga orang yang merasa sudah menyikat gigi dengan frekuensi yang tinggi, misalnya 4 kali sehari, atau durasi sikat gigi yang lama, namun karang gigi masih banyak. Sebenarnya faktor yang menyebabkan karang gigi ada beberapa, namun membersihkan gigi dengan cara yang benar lebih penting daripada frekuensi dan durasi tersebut. Tentang menyikat gigi yang efektif ini akan dibahas pada artikel yang lain.

6.Tiap berapa lama kita sebaiknya membersihkan karang gigi?

Tergantung. Laju pembentukan karang gigi ini bervariasi antar individu. Secara teori, studi menunjukkan bahwa plak dapat terkalsifikasi 90% hanya pada 12 hari. Banyak faktor yang berperan, misalnya kebersihan giginya, kandungan air liur, pola makan dan sebagainya. Biasanya kunjungan ulang pada 3 bulan pertama dokter gigi akan melihat sejauh mana laju pembentukan
karang gigi. Apabila pada waktu itu sudah banyak terbentuk karang, mungkin akan dievaluasi, apa yang salah, mungkin dari cara pembersihannya. Kunjungan ini akan diulang, dan jika pada interval tertentu keadaannya lebih baik, mungkin interval diperlukan perawatan ulang bisa diperlama.

7. Saya dengar waktu membersihkan karang gigi, kadang gusi kita berdarah-darah, apakah itu tidak apa-apa?

Pada keadaan penderita normal, maksudnya tidak ada gangguan kesehatan yang lain, misalnya gangguan pembekuan darah, leukemia dan sebagainya, berdarah ini lazim terjadi saat prosedur pembersihan karang gigi. Seperti yang dikatakan sebelumnya, karang gigi ini dapat menyebabkan keradangan baik kronis maupun akut. Pada keadaan ini, akan terjadi peningkatan vaskularisasi jaringan (sederhananya penambahan aliran darah ke jaringan), sehingga gusi nampak lebih merah. Vaskularisasi ini merupakan usaha tubuh untuk mengalirkan elemen darah putih dari darah untuk menghadapi infeksi tersebut. Namun, karena vaskularisasi ini bersifat sementara, maka dinding dari pembuluh darah yang terjadi biasanya rapuh. Inilah yang menyebabkan gusi jadi berdarah saat disentuh. Bahkan sebelumnya mungkin penderita juga merasakan gusi berdarah saat sikat gigi. Perdarahan kecil ini akan berhenti segera setelah pembersihan selesai dan karang gigi telah bersih.

8. Pada bagian tertentu permukaan gigi saya terlihat coklat atau kehitaman, apakah itu juga
karang gigi?

Mungkin yang anda maksudkan ialah dental stain. Stain (noda) ini, biasanya kecoklatan (terutama pada peminum teh, kopi, obat kumur atau pewarna makanan yang lain) atau kehitaman pada perokok. Dental stain paling banyak dijumpai pada bagian belakang gigi yang menghadap langit-langit. Dental stain murni tidak menyebabkan keradangan seperti halnya karang gigi, melainkan hanya gangguan estetika saja. Namun dental stain dapat juga terjadi di permukaan karang gigi. Pembersihan stain dapat dilakukan dengan alat yang sama disertai pemulasan, atau dengan alat lain seperti disemprot dengan air bertekanan tinggi yang disertai abrasif.

9. Ke manakah saya bisa mendapatkan perawatan pembersihan karang gigi ini?

Anda dapat membersihkan karang gigi pada dokter gigi atau dokter gigi spesialis periodonsia (Periodontist).

Jangan Sembarang Memasang Kawat Gigi




Sumber by dentistrymolar

Pembaca sekalian pasti sudah sangat tidak asing dengan istilah behel. Behel atau bracket dalam dunia kedokteran gigi juga dikenal sebagai Kawat Gigi adalah alat yang digunakan dalam perawatan ortodontik yang membantu menyelaraskan dan meluruskan gigi dan membantu posisi geligi pada posisi ideal di mana gigi atas dapat menggigit gigi bawah dengan sempurna. Behel atau bracket merupakan alat ortodontik cekat yang sering juga dengan peralatan ortodontik lain untuk membantu memperluas langit-langit mulut atau rahang dan sebaliknya membantu dalam membentuk gigi dan rahang.

Berdasarkan sejarah pemakaian behel sudah dimulai sejak tahun 400-500 BC hal ini dibuktikan dengan penemuan mumi dari zaman tersebut di mana pada mumi ditemukan band pembungkus gigi berupa kabel yang terbuat dari serat alami usus hewan yang mana hal ini merupakan bagian ortodontic yang berguna untuk meluruskan kesenjangan pada gigi mereka. Sementara di Romawi ditemukan sebuah makam kuno dengan jenazah yang giginya berisi lempengan emas yang diduga merupakan sebuah peralatan untuk meluruskan kesenjangan gigi, namun karena kurangnya bukti penelitian mengenai hal ini tidak diteruskan.

Sekarang behel tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk merapikan geligi dan mengembalikan fungsi kunyah gigi menjadi lebih baik. Saat ini behel sudah merambah ke arah trend dan fasion di mana orang-orang memakai behel bukan saja karena ada masalah pada giginya namun karena faktor pergaulan dimasyarakat. Hal ini tentu saja bukan masalah apabila dari segi finansial mendukung. Untuk melakukan perawaan behel diperlukan dana yang tidak sedikit untuk satu kali perawatan berkisar antara 3 Juta – 20 Juta tergantung kasus pada pasien bahkan ada yang menarik bayaran lebih mahal lagi, untuk kontrol biasanya berkisar antara 50rb – 100rb/kunjungan.

Dibalik persoalan biaya sekarang harus diingat penggunaan kawat gigi atau behel tidak hanya sekedar masalah fasion, tidak juga sekedar asal rapi. Rapi tentu saja tidak cukup, setelah perawatan selesai gigi harus bisa berfungsi untuk mengunyah dengan sempurna. Gigi atas harus bisa menggigit dan bertemu gigi bawah dengan baik, karena salah satu dari fungsi kawat gigi atau behel adalah untuk memperbaiki gigi dari keadaan gigi atas tidak bertemu atau menggigit gigi bawah dengan baik (bahasa kerennya : maloklusi) yang disebabkan oleh susunan gigi yang tidak beraturan, bentuk rahang yang salah atau kombinasi dari kedua hal tersebut.

Perawatan dengan kawat gigi atau behel (istilah kedokterannya : perawatan ortoddontik) yang dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami ilmu ortodontik dapat memperbaiki kesalahan bentuk atau posisi dari rahang. Perbaikan dari susunan gigi dan rahang juga akan mempengaruhi bentuk atau profil wajah dari seseorang secara keseluruhan.

Tanpa ilmu yang benar pemakaian kawat gigi bisa membuat wajah anda menjadi aneh. Mereka yang tidak mengerti ilmu ortodontik secara benar (atau hanya mengetahui sepotong-sepotong) hanya akan membuat gigi pasien terlihat rapi namun belum tentu posisi rahang pasien pas untuk menggigit antara gigi atas dan gigi bawah (oklusi). Lebih celaka lagi melakukan pemasangan kawat gigi pada orang yang tidak berpengalaman dan tidak memiliki ilmu yang cukup bisa membuat wajah pasien menjadi lebih aneh dari semestinya.

Saat ini banyak iklan dari tukang gigi di media elektronik, media cetak, bahkan sudah ke media online yang menawarkan pemasangan kawat gigi murah, cepat dan rapi. Namun sadarkan kalian bahwa dalam iklan promosi tersebut tidak ada yang menawarkan gigi anda dapat berfugsi dengan baik setelah perawatan. Perawatan yang dilakukan oleh orang yang bukan ahli di bidang orthodontik hanya akan membuat masalah baru pada gigi si pasien. Belum lagi resiko tertular oleh penyakit lain yang disebabkan oleh alat-alat yang digunakan.

Bagaimanapun juga seseorang yang berpredikat dokter gigi memerlukan waktu yang lama yakni 3 (tiga) tahun untuk mempelajari mengenai ilmu meratakan gigi (ortodontik). Sedangkan seorang dokter gigi biasa hanya berkesempatan untuk mempelajari alat ortodontik lepasan dan tidak diajarkan untuk memasang behel atau alat ortodontik cekat.

Seorang tukang gigi (atau istilah lainnya : ahli gigi) di pinggir jalan sama sekali tidak pernah mendapatkan pendidikan formal sebagai seorang dokter gigi dan tidak memiliki kualifikasi untuk merawat gigi pasien khususnya melakukan pemasangan kawat gigi atau behel. Apapun alasannya, walau katanya si tukang gigi sudah pernah belajar tentang kawat gigi dan sebagainya tetap saja kualifikasi mereka masih jauh dari seorang dokter gigi spesialis orthodontik maupun dokter gigi umum.

Sekarang ini kembali lagi kepada masyarakat untuk mencerna, pasang kawat gigi pada dokter gigi non spesialis saja tidak dianjurkan apalagi memasang kawat gigi pada praktek “tukang gigi” atau “ahli gigi” di pinggir jalan. Sebagian masyarakat yang tidak mengetahui masalah perawatan orthodontik secara umum sudah pasti menganggap remeh masalah ini. Namun tahukan anda pemakaian alat-alat kedokteran gigi yang tidak memenuhi standar kesehatan pada waktu pemasangan behel atau kawat gigi bisa menyebabkan infeksi silang dan membahayakan kesehatan.

Untuk menghindari penyakit tertular dari satu pasien ke pasien lain atau ke dokter gigi yang bisa saja melalui air liur atau darah si dokter gigi menggunakan barier berupa sarung tangan dan masker yang hanya boleh digunakan sekali. Artinya hanya digunakan untuk 1 (satu) pasien. Alat-alat yang digunakan oleh dokter gigi merupakan alat steril yang setelah digunakan pada 1 (satu) pasien dibersihkan dan dimasukkan ke alat sterilisasi khusus atau langsung dibuang apabila menggunakan alat disposible.

Sekarang tinggal dibayangkan apabila melakukan perawatan kawat gigi pada orang yang tidak memiliki pengetahuan yang lebih dibidang tersebut? Mereka tidak mendapatkan pengetahuan mengenai cara sterilisasi peralatan yang digunakan, tidak memiliki kualifikasi yang lebih untuk merawat gigi yang tidak beraturan. Bisa jadi gigi si pasien bukannya menjadi baik dan sehat namun akan menimbulkan masalah baru yakni resiko terkena penyakit menular seperti HIV, Hepatitis, gigi goyang, rahang sakit saat membuka mulut dan masih banyak lagi akibat buruk yang akan ditimbulkan.

Sekarang kembali lagi kepada si pasien, apakah mencari harga murah dengan hadiah berupa penyakit baru atau mencari perawatan yang berkualitas dengan hasil memuaskan.

Hubungan Kesehatan Gigi dan Diabetes Melitus

Sumber by dentistrymolar

Kebanyakan orang mempunyai kebiasaan suka makan malas sikat gigi. Tapi itu juga tidak semua. Apalagi bila orang tersebut tahu benar dengan menjaga kesehatan gigi dapat menghindarkan tubuh dari penyakit lainnya. Salah satu penyakit yang dapat dihindari adalah penyakit diabetes melitus. Karena menurut studi penelitian di Amerika menunjukkan bahwa penderita kerusakan gigi kronis bisa jadi orang tersebut pengidap penyakit diabetes melitus tipe 2.
Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat masuk ke aliran darah dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Sel sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein yang disebut cytokines. Cytokines inilah penyebab kerusakan sel pankreas penghasil insulin, hormon yang memicu diabetes. Jika ini terjadi sekali saja, walaupun orang itu sebelumnya dalam keadaan sehat maka orang tersebut berpeluang menderita diabetes tipe 2.
Selain itu tingginya kandungan kolesterol dari glukosa yang dibutuhkan tubuh merupakan faktor utama pemicu risiko diabetes bagi orang yang mengalami kerusakan gigi. Dan kolesterol rendah dapat menolong orang sehat untuk tidak terserang problem gangguan gigi yang mampu memicu diabetes. Untuk itu, penderita diabetes sebaiknya mengikuti diet rendah kalori, rajin mengonsumsi obat pengatur hormon insulin dan menjaga kesehatan gigi. Dan alangkah baiknya jika orang sehat juga ikut menjaga kesehatan giginya agar tidak berisiko terkena diabetes.
Radang gusi adalah jenis penyakit gigi yang paling ringan, disebabkan oleh bakteri dalam plak. Penyakit ini masih bisa disembuhkan, tapi jika disepelekan tanpa perawatan lebih lanjut bisa berkembang menjadi penyakit gigi yang parah juga. Plak yang menempel pada rongga antara gusi dan gigi mampu menimpulkan infeksi dan menyebabkan kasus serius. Bahkan pada stadium tertentu, gigi harus dicabut.
Diabetes merupakan kondisi di mana tubuh tidak mampu meregulasi kandungan glukosa. Artinya, tekanan darah bisa menjadi sangat tinggi. Pengobatan dengan insulin bisa membantu tubuh mengontrol jumlah glukosa pada aliran darah.
Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi sangat sedikit sehingga tidak cukup jumlahnya untuk keperluan tubuh manusia. Biasanya hal ini sangat berpengaruh pada orang berusia di atas 40 tahun. Untuk mengatasinya dibutuhkan diet teratur dan mengonsumsi pil atau suntikan reguler.

Menanggulangi Gigi Sensitif

Rasa ngilu pada gigi ada baiknya tidak dianggap remeh. Pasalnya, rasa ngilu pada gigi disebabkan runtuhnya email gigi sebagai pelindung syaraf pada gigi. Akibatnya, makanan apapun yang masuk langsung berhubungan dengan syaraf gigi.

Tidak ditanggulanginya rasa ngilu berdampak jangka panjang. Gigi bakalan meradang dan akhirnya pembusukan pada gigi mengancam keberadaan organ lain pada tubuh.

Berikut tips yang direkomendasikan Pakar Gigi dari Bagian Ilmu Kesehatan Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung, Sri Susilowati yaitu :
1.Cara penanggulangan rasa ngilu tergantung kasus. Bila disebabkan kesalahan tambalan pada gigi sebaiknya diperbaiki tambalan itu. Bila kesalahan menyikat gigi sebagai penyebab maka harus mengetahui cara memilih sikat dan menyikat gigi dengan baik dan benar.
2. Gunakan pasta gigi yang mengandung potasium citrate
3. Makan dengan gizi yang seimbang, kaya gandum murni, buah dan sayur.
4. Tambahkan sayur saat makan daging untuk memproduksi air liur dan komposisi nutrisi harus mengandung kalsium, fosfat, protein guna meremineralisasi kondisi kesehatan mulut dan gigi.
Redaktur: Ririn Sjafriani

Kamis, 02 Februari 2012

Kesehatan Gigi & Mulut

Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut

Pertama, biasakan diri untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari, yaitu sesudah sarapan dan sebelum tidur di malam hari. Ketika tidur, mulut tertutup dan menyebabkan air liur tidak bersirkulasi, bakteri akan berkembang biak dua kali lipat lebih banyak. Bakteri yang semakin banyak akan merusak gigi dan gusi. Oleh karena itu, sikat gigi sebelum tidur sangat penting untuk menghindari terjadinya gangguan gigi dan gusi yang lebih buruk.

Kedua, sebaiknya segera menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan yang manis dan lengket. Sisa makanan manis yang tidak segera dibersihkan menjadi penyebab utama terjadinya gigi berlubang. Begitu pula makanan yang lengket, makanan ini harus segera dibersihkan agar tidak tertimbun dan semakin sulit dibersihkan nantinya.
Ketiga, pilihlah sikat gigi yang mempunyai bulu sikat yang lembut. Bbanyak orang yang beranggapan bahwa semakin keras menyikat gigi akan semakin bersih hasilnya. Anggapan ini salah karena menyikat gigi dengan keras akan menyebabkan terkikisnya email (lapisan pelindung) gigi.
Keempat, terapkanlah cara menyikat gigi yang baik dan benar. Sikatlah gigi Anda dengan arah ke atas lalu ke bawah atau dari arah gusi ke arah ujung gigi.
Kelima, sebaiknya Anda mengganti sikat gigi Anda tiga bulan sekali atau bila bulu sikat sudah mekar. Penempatan sikat gigi pun harus diperhatikan. Letakkanlah sikat gigi di dalam kamar mandi dengan wadah tertutup atau dimasukkan ke dalam lemari di balik cermin di kamar mandi Anda untuk menghindari kontaminasi kuman dan bakteri.
Mungkin sekian dulu artikel sederhana saya mengenai bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut.Jika ada yang kurang atau teman – teman ingin menambahkan silahkan berkomentar pada artikel saya ini.Sekian informasi yang dapat saya berikan mengenai Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut.

Jumat, 27 Januari 2012

6 Makanan yang Memutihkan Gigi

Oleh Lika Aprilia Samiadi
Semua pasti ingin memiliki gigi putih cemerlang, namun tak semua punya uang untuk memutihkan gigi di dokter atau dengan cairan pemutih gigi yang mengandung efek samping. Padahal gigi putih bersinar juga bisa didapatkan dengan mengonsumi lima makanan berikut ini.

1. Stroberi
Buah cantik ini memproduksi enzim malic acid yang membantu memutihkan gigi. Selain dengan langsung memakannya, stroberi bisa dimanfaatkan untuk memutihkan gigi dengan cara dihaluskan, digosokkan ke gigi, diamkan selama lima menit lalu bilas dan gosok gigi seperti biasa.

2. Buah-buahan dan sayuran yang renyah
Contoh terbaik adalah apel, seledri, dan wortel. Menggigit dan mengunyah buah dan sayuran seperti ini akan membantu membersihkan plak, "menggosok" gigi agar lebih putih bersinar, dan meningkatkan produksi air liur yang baik bagi kesehatan mulut.

3. Keju
Keju dan bahan olahan susu lainnya seperti yoghurt mengandung lactic acid yang berfungsi melindungi gigi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi yoghurt empat kali seminggu lebih terlindung dari pembusukan gigi dibanding anak-anak yang tak minum yoghurt. Sedangkan untuk memutihkan gigi, keju adalah pilihan yang baik karena selain melindungi gigi dari kebusukan, keju juga mengandung kalsium dan fosfor yang berguna dalam pembentukan enamel gigi.

4. Jeruk dan nanas
Saat mengonsumsi jeruk, nanas, dan buah-buahan asam lainnya, mulut memproduksi air liur lebih banyak, yang membantu membersihkan gigi secara alami.

5. Baking soda
Sebuah penelitian tahun 2008 menemukan bahwa pasta gigi yang mengandung baking soda berfungsi lebih baik dalam membersihkan plak. Anda bisa saja menggunakan baking soda langsung untuk membersihkan gigi, namun para dokter menyarankan agar hal ini tak dilakukan terlalu sering karena bisa mengikis enamel gigi. Pilihan paling aman adalah menggunakan pasta gigi yang mengandung baking soda.

6. Permen karet yang mengandung xylitol
Xylitol adalah pemanis alami yang dapat mencegah plak. Xylitol juga menetralkan tingkat keasaman di dalam mulut dan meningkatkan produksi air liur untuk membersihkan gigi.

Minggu, 22 Januari 2012

kebiasaan buruk yang mempengaruhi kesehatan gigi

Kebiasaan Buruk yang Memengaruhi Kesehatan Gigi

Tanpa disadari, kadang kita punya beberapa kebiasaan buruk yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut secara umum, maupun spesifik. Menghilangkan kebiasaan buruk ini bukan hal yang mudah, tapi dapat dilakukan bila diniatkan dan punya kemauan ke arah yang lebih baik. Ini dia kebiasaan buruk yang dimaksud:

●    Merokok
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling buruk dan bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang, baik terhadap kesehatan gigi maupun rongga mulut. Merokok juga dapat menyebabkan noda pada gigi dan bau mulut. Efek jangka panjangnya, merokok dapat meningkatkan penyakit gusi serta memperlambat proses penyembuhan.

●    ‘Bruxism’
Kebiasaan menggesek-gesekkan gigi antara gigi-geligi rahang atas dan rahang bawah, atau bruxism, biasanya terjadi secara tidak sadar ketika stres. Beberapa orang juga mengalaminya di saat tidur. Kebiasaan ini dapat membuat enamel permukaan gigi menjadi tipis, bahkan menimbulkan keretakan pada struktur gigi, serta merusak tambalan.

●    Mengunyah makanan pada satu sisi

Beberapa orang mempunyai kebiasaan mengunyah makanan pada salah satu sisi saja. Kebiasaan ini umumnya disebabkan nyeri atau sakit pada salah satu gigi di sisi tertentu. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya masalah serius atau kelainan pada sendi rahang.

●    Menggigit benda keras

Kebiasaan ini biasanya merupakan penyaluran dari stres atau banyak pikiran. “Korban” gigitan biasanya pensil, pulpen, kuku, remote TV, atau benda-benda keras lainnya. hal ini dapat membuat permukaan gigi menjadi terkikis, bahkan keretakan pada struktur gigi.

●    Menjadikan gigi sebagai gunting atau pembuka botol

Pernah lihat iklan pasta gigi di layar TV yang memperlihatkan orang-orang menggunakan gigi untuk membuka tutup botol, menyobek kemasan makanan, memotong label baju baru? Tugas berat semacam ini tidak pantas ditanggung oleh gigi-geligi, sebab akan merusak struktur.
Nah, demikian beberapa kebiasaan buruk yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut kita bila tidak diperhatikan. Mari mulai belajar menghilangkan kebiasaan-kebiasaan tersebut bila ingin gigi kita sehat dan kuat hingga tua.

Derita sakit gigi

Derita Sakit Gigi

Sakit gigi dapat membuat hidup sengsara. Baik yang berupa nyeri berdenyut terus-menerus, atau tajam menusuk tiba-tiba ketika kita makan atau minum. Semua gejala tersebut menunjukkan, salah satu gigi kita tidak sehat seperti seharusnya.

Artinya, saatnya mengunjungi dokter gigi dan diperiksa.
Tetapi banyak orang mencoba menunda-nunda kunjungan ke dokter gigi (dengan berbagai alasan). Sebenarnya hal ini tidak bijak, sebab makin cepat penyebab sakit gigi diketahui, makin cepat pula gigi bisa dirawat.

Gigi kita dilindungi oleh permukaan luar yang keras (enamel) dan di bawahnya ada lapisan yang disebut dentin. Plak yang terbentuk pada gigi kita bereaksi dengan makanan manis sehingga menimbulkan asam — yang kemudian mengikis enamel pada gigi kita dan menyebabkan pembusukan.

Pembusukan adalah sumber utama sakit gigi. Jika gigi tidak teratur dibersihkan dari plak, maka asam yang mengikis enamel tadi lama-lama bisa menghasilkan lubang — yang bisa bertambah besar. Akhirnya, lubang tadi bisa mencapai rongga pulpa gigi bagian dalam dan menyebabkan infeksi gigi secara keseluruhan. Termasuk jaringan pendukung gigi.

Oleh karena itu, mengunjungi dokter gigi Anda amatlah penting untuk dua alasan. Pertama, agar dokter gigi Anda dapat melihat dan membersihkan plak yang menumpuk. Kedua, agar dokter gigi dapat mendeteksi lubang pada gigi sejak dini, dan menambalnya sebelum makin besar dan serius.

Sementara itu, apa yang bisa Anda lakukan untuk mencegah sakit gigi?

Membersihkan plak yang menumpukCara terbaik untuk membersihkan plak adalah dengan menyikat gigi secara teratur. Anda harus menyikat gigi dua kali setiap hari (setelah makan dan sebelum tidur). Kebanyakan dokter gigi juga akan merekomendasikan bahwa Anda menggunakan dental floss secara teratur juga.

Menghindari makanan ringan dan minuman manisIni adalah jenis makanan dan minuman yang bereaksi dengan plak pada gigi Anda untuk menyebabkan asam. Dengan menghindari makanan bergula dan minuman, pembentukan lubang pada gigi pun dapat dihindari.

Ingatlah, rasa sakit adalah tanda peringatan dari tubuh kita bahwa ada yang tidak beres dalam tubuh. Ini berlaku pula untuk sakit gigi.

Tapi jangan juga menunggu hingga sakit gigi baru Anda mengunjungi dokter gigi. Kunjungilah dokter gigi Anda secara teratur (paling sedikit setiap enam bulan), supaya kesehatan gigi dan mulut Anda bisa diperiksa.

Bukankah mencegah lebih baik dari mengobati?

6 Makanan yang Memutihkan Gigi

6 Makanan yang Memutihkan Gigi

Semua pasti ingin memiliki gigi putih cemerlang, namun tak semua punya uang untuk memutihkan gigi di dokter atau dengan cairan pemutih gigi yang mengandung efek samping. Padahal gigi putih bersinar juga bisa didapatkan dengan mengonsumi lima makanan berikut ini.

1. Stroberi
Buah cantik ini memproduksi enzim malic acid yang membantu memutihkan gigi. Selain dengan langsung memakannya, stroberi bisa dimanfaatkan untuk memutihkan gigi dengan cara dihaluskan, digosokkan ke gigi, diamkan selama lima menit lalu bilas dan gosok gigi seperti biasa.

2. Buah-buahan dan sayuran yang renyah
Contoh terbaik adalah apel, seledri, dan wortel. Menggigit dan mengunyah buah dan sayuran seperti ini akan membantu membersihkan plak, "menggosok" gigi agar lebih putih bersinar, dan meningkatkan produksi air liur yang baik bagi kesehatan mulut.

3. Keju
Keju dan bahan olahan susu lainnya seperti yoghurt mengandung lactic acid yang berfungsi melindungi gigi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi yoghurt empat kali seminggu lebih terlindung dari pembusukan gigi dibanding anak-anak yang tak minum yoghurt. Sedangkan untuk memutihkan gigi, keju adalah pilihan yang baik karena selain melindungi gigi dari kebusukan, keju juga mengandung kalsium dan fosfor yang berguna dalam pembentukan enamel gigi.

4. Jeruk dan nanas
Saat mengonsumsi jeruk, nanas, dan buah-buahan asam lainnya, mulut memproduksi air liur lebih banyak, yang membantu membersihkan gigi secara alami.

5. Baking soda
Sebuah penelitian tahun 2008 menemukan bahwa pasta gigi yang mengandung baking soda berfungsi lebih baik dalam membersihkan plak. Anda bisa saja menggunakan baking soda langsung untuk membersihkan gigi, namun para dokter menyarankan agar hal ini tak dilakukan terlalu sering karena bisa mengikis enamel gigi. Pilihan paling aman adalah menggunakan pasta gigi yang mengandung baking soda.

6. Permen karet yang mengandung xylitol
Xylitol adalah pemanis alami yang dapat mencegah plak. Xylitol juga menetralkan tingkat keasaman di dalam mulut dan meningkatkan produksi air liur untuk membersihkan gigi.

Kamis, 19 Januari 2012

Beberapa macam behel/kawat gigi

Sumber ; Beberapa gambar dari google.com


ini kawat yang pemanen/cekat
yang ini lepas pasang. gag ada bracketnya, jadi cuman kayak semacam kawat. di bagian atas ada semacam langit langitnya (gue pernah pake soalnya)
behel lepas pasang yang ada bracketnya
ini yang teknologi paling baru, kawat gigi yang braketnya dipasangnya di dilem, jadi gak keliatan
yang ini bracketnya trasparant jadi gag tralu keliatan
braket. yang ditempelin di gigi dan tempat buat nyangkutin kawatnya.
karet gigi. yang atas itu yang jenisnya nyambung sedangkan yang bawah yang bulet bulet
beberapa jenis dan bentuk karet behel

SOLUSI MEMUTIHKAN GIGI DENGAN BLEACHING


SOLUSI MEMUTIHKAN GIGI DENGAN BLEACHING

Jumat, 19 Juni 2009



Penampilan sangat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Kondisi fisik yang berhubungan dengan kecantikan estetik sangatlah mendukung performa seseorang. Sebagai contoh, kadang orang merasa minder untuk berkomunikasi dengan orang lain karena mempunyai warna gigi yang gelap atau seseorang yang jarang tersenyum karena merasa giginya kuning. Mungkin segala merk pasta gigi sudah dicoba untuk mengatasi hal tersebut, namun tidak merubah warna gigi menjadi lebih baik. Kondisi tersebut tentunya biasa diatasi dengan berkembangnya teknologi seperti sekarang ini. Terdapat sebuah metode dalam bidang kedokteran gigi untuk memutihkan gigi yaitu bleaching. Bleaching merupakan proses pemutihan gigi menggunakan bahan-bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan diantaranya hydrogen peroksid, asam hidroklorik, sodium perborat dan karbamid peroksid. Metode perawatan bleaching ada 2 macam yaitu secara ektrakoronal (untuk gigi vital) dan intrakoronal (untuk gigi non vital).
Bleaching ekstrakoronal (gigi vital):
- walking bleach
- mouthguard
bleaching intrakoronal (gigi nonvital):
- termokatalitik
- walking bleach
- kombinasi 2 di atas

I. BLEACHING NON VITAL
Pemutihan intrakoronal dilakukan pada gigi non vital yang mengalami perubahan warna dan telah dirawat saluran akarnya. Pemutihan gigi secara intrakoronal merupakan teknik memasukkan larutan pemutih ke dalam saluran akar.
Indikasi :
- gigi non vital dengan karies luas
- gigi dengan pengisian saluran akar yang tidak baik
indikasi :
- gigi dengan anatomi baik
- gigi yang mempunyai posisi harmonis dengan gigi geligi lainnya dalam lengkung rahang.

Bahan yang digunakan adalah reduktor dan oksidator. Bahan oksidator yang sering digunakan adalah sodium perborate. Prinsipnya mengubah proses reduksi oksidasi pada struktur gigi menggunakan oksidator sehingga lapisan yang mengalami pewarnaan menjadi lebih terang dan estetis.

Teknik termokatalitik adalah teknik yang paling lama digunakan yaitu dengan menempatkan kapas yang dibasahi H2O2 35 % (superoxol) pada kamar pulpa dan diberi pemanasan. Pemanasan bisa diperoleh dari photo-flood lamp dengan sinar halogen atau dengan instrument stainless steel yang dipanaskan. Panas tersebut bertindak sebagai katalisator untuk mempercepat reduksi-oksidasi. Namun material Superoxol merupakan bahan yang tidak dianjurkan lagi oleh ADA (American Dental Association) karena dapat menyebabkan gigi menjadi sensitive.
Berikut adalah prosedur klinik teknik termokatalitik :
1) Pembuatan foto periapikal untuk mengetahiu kondisi akar pasca perawatan saluran akar
2) Gigi dibrsihkan dengan pumis
3) Gigi diisolasi dengan rubber dam
4) Bahan pengisi saluran akar dibuang dengan bor sampai dentinogingival junction.
5) Aplikasikan 1 mm semen seng fosfat atau GIC diatas Gutta percha.
6) Dentin dipreparasi dengan bor bundar.
7) Kamar pulpa dietsa dengan asam fosfor 37 % sampai dengan 60 detk kemudian cuci dan keringkan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermuah penetrasi campuran asam perborat.
8) Campur air suling dengan sodium perborat menjadi pasta.
9) Dilakukan penambalan sementara dengan GIC.
10) Proses diulang dalam waktu satu minggu sampai mendapatkan warna yang diinginkan.
11) Aplikasikan kalsium hidroksid ke dalam kamar pulpa selama 2 minggu. Tutup kembali dengan GIC
12) Gigi direstorasi dengan resin komposit.

Pada dasarnya teknik Walkng Bleach sama dengan teknik termokatalitik. Letak perbedaanya terdapat pada proses pemanasan. Dimana pada teknik walking bleach tidak diperlukan teknik pemanasan. Campuran sodium perborat dan superoxol ditinggalkan dalam kamar pulpa selama seminggu dan diamati perubahan warna yang terjadi. Ulangi sampai didapat warna yang diinginkan.

Teknik kombinasi adalah teknik yang menggabungkan termokatalitik dan walking bleach secara bergantian sehingga hasilnya lebih cepat dan memuaskan. Prosedur klinisnya adalah :
1) Preparasi barrier
2) Pembersihan akses kavitas dilakukan secara hati-hati, bila dinding labial tebal sedangkan perubahan warna gelap, boleh sedikit diambil dari bagian dalam kemudian dilakukan bleaching.
3) Penentuan warna
4) Instruksi home bleaching
5) Penilaian kembali warna dan hasil bleaching
6) Sealing (penutupan) akses kavitas.
7) Dilakukan penilaian ulang warna secara keseluruhan setelah kavitas ditutup.

II. BLEACHING VITAL
Bleaching vital atau ekstrakoronal adalah bleaching yang dilakukan pada gigi yang masih vital. Teknik ini menggunakan hydrogen peroksida yang dilanjutkan dengan pemanasan.
Indikasi :
- gigi vital pada pewarnaan tetrasiklin ringan
- gigi dengan saluran akar yang telah tertutup
- flourosis ringan
kontraindikasi :
- gigi vital dengan kondisi ruang pulpa besar sehingga mempunyai kecenderungan menjadi sensitive
- saluran akar yang masih terbuka
- adanya pengikisan email
- restorasi yang luas
- alergi hydrogen peroksida
bleaching vital lebih sulit dibandingkan gigi nonvital karena pasien masih merasakan perubahan suhu yang terjadi. Oleh karena itu harus dikerjaka dengan hati-jati dan ketrampilan operator yang tinggi.
Prosedur klinisnya adalah :
1) pembuatan foto periapikal dan tes vitalitas gigi
2) gigi dibersihkan dengan pumis dan air untuk menghilangkan pewarnaan ekstrinsik
3) gingival bagian bukal dan palatal dilapisi gel untuk perlindungan.
4) Gigi diisolasi dengan rubber dam
5) Clamp rubber dam dilapisi kasa untuk mencegah akibat pemanasan
6) Permukaan labial dan palatal dietsa dengan asam fosfor 37 % selama 60 detik kemudian cuci dan keringkan. Kasa direndam dalam hydrogen peroksid 35% kemudian diaplikasikan ke gigi yang akan dilakukan bleaching.
7) Photo flood lamp diberi jarak 33-38 cm dari gigi pasien.
8) Kasa dibiarkan dan diaplikasikan hydrogen perokdid 35% diulang setipa 3-5 menit menggunakan cotton bud atau alat bantu lainnya.
9) Setelah 30 menit, rubber dam dibuka, gel dibersihkan dan gigi dipoles. Aplikasikan fluor 2-3 menit.
10) Pembuatan foto berwarna setelah prosesbleaching selesai sebagai dokumentasi.


informasi selengkapnya silakan datang ke dokter gigi untuk konsultasi.

Rabu, 18 Januari 2012

Jurnal kesehatan gigi dan mulut

Pengaruh Rokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut



Pengaruh Rokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Gizi.net - Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai dimana-mana di dunia. Kebiasaan ini sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial.

Banyak penelitian dilakukan dan malah disadari bahwa merokok mengganggu kesehatan tubuh. Tetapi untuk menghentikan kegiatan ini sangat sulit.

Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paru-paru, oesophagus, laryng, dan rongga mulut.
Kanker di dalam rongga mulut biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produk-produk rokok yang dibakar dan diisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak sakit.
Selain itu merokok juga dapat menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada lidah, gusi, mukosa mulut, gigi dan langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi jamur.

Asap rokok mengandung komponen-komponen dan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. Banyaknya komponen tergantung pada tipe tembakau, temperatur pembakaran, panjang rokok, porositas kertas pembungkus, bumbu rokok serta ada tidaknya filter. Sedangkan zat-zat yang berbahaya berupa gas-gas dan partikel-partikel. Asap rokok yang kita hisap 90% mengandung berbagai gas seperti N2, O2, CO2, 10% sisanya mengandung partikel tertentu seperti ter, Nikotin dan lain-lain. Partikel dalam asap rokok yang dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik) adalah ter.

PENGARUH MEROKOK TERHADAP LIDAH

Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hipertropi). Disini hasil pembakaran rokok yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga perokok sukar merasakan rasa pahit, asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).

PENGARUH MEROKOK TERHADAP GUSI

Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti gingivitis atau gusi berdarah. Disamping itu hasil pembakaran rokok dapat menyebabkan gangguan sirkulasi peredaran darah ke gusi sehingga mudah terjangkit penyakit.

PENEBALAN MUKOSA AKOBAT MEROKOK

Merokok merupakan salah satu faktor penyebab Leukoplakia yaitu suatu bercak putih atau plak pada mukosa mulut yang tidak dapat dihapus. Hal ini bisa dijumpai pada usia 30-70 tahun yang mayoritas penderitanya pria terutama yang perokok. Menurut penelitian Silverman dari semua kasus Leukoplakia 95% adalah perokok.

Iritasi yang terus menerus dari hasil pembakaran tembakau menyebabkan penebalan pada jaringan mukosa mulut. Sebelum gejala klinis terlihat, iritasi dari asap tembakau ini menyerang sel-sel epitel mukosa sehingga aktifitasnya meningkat. Gejala ini baru terlihat bila aktifitas selluler bertambah dan epitel menjadi tebal, terutama tampak pada mukosa bukal (mukosa yang menghadap pipi) dan pada dasar mulut. Perubahan mukosa mulut terlihat sebagai bercak putih. Bercak putih tersebut mungkin disebabkan karena epitel yang tebal jenuh dengan saliva (air ludah). Para ahli mengatakan bahwa leukoplakia merupakan lesi pra-ganas di dalam mulut. Perubahan leukoplakia menjadi ganas 3-6%.

NODA ATAU STAIN KARENA TEMBAKAU

Gigi dapat berubah warna karena tembakau. Pada mulanya noda ini dianggap disebabkan oleh nikotin, tetapi sebetulnya adalah hasil pembakaran tembakau yang berupa ter. Nikotin sendiri tidak berwarna dan mudah larut. Shafer dan kawan-kawan mengatakan bahwa warna coklat terjadi pada perokok biasa, sedang warna hitam terjadi pada perokok yang menggunakan pipa. Noda-noda tersebut mudah dibersihkan karena hanya terdapat di dataran luar gigi. Tetapi pada orang yang merokok selama hidupnya, noda tersebut dapat masuk ke lapisan email gigi bagian superficial dan sukar untuk dihilangkan.

Kebiasaan merokok sangat mempengaruhi kesehatan mulut terutama perubahan mukosa (selaput lendir). Kebanyakan, kanker di dalam mulut dimulai dengan perubahan mukosa. Perubahan ini tidak menimbulkan rasa sakit (lesi pra-ganas) sehingga tidak diperhatikan sampai keadaan menjadi lanjut. Oleh karena itu jika terdapat bercak putih, sedini mungkin datang ke dokter gigi.

Biasakan memeriksa gigi setiap 6 bulan sekali, meskipun tidak mengalami keluhan. Dan yang paling penting adalah kemauan yang keras untuk menghilangkan kebiasaan merokok, jika perlu konsultasi dengan dokter


oleh
Drg. Yenny Mulyawati, MS.
Subdit Gizi Klinis – Direktorat Gizi Masyarakat
Departemen Kesehatan RI.

Sabtu, 07 Januari 2012