Minggu, 05 Februari 2012

Yang Perlu Diketahui Tentang Karang Gigi

by dentistrymolar Sumber : Drg. J.Sutandi, Sp.Perio
1. Apa karang gigi itu?

Karang gigi merupakan plak gigi yang mengalami mineralisasi pada permukaan gigi maupun gigi palsu. Karang gigi ini berisi bakteri-bakteri bersama dengan kandungan anorganik seperti kalsium yang berasal dari air liur (saliva) kita. Karang gigi berwarna putih, atau putih kekuningan, dan keras seperti tanah liat. Warna karang gigi bisa juga bervariasi menjadi kecoklatan atau kehitaman tergantung kontak dengan bahan lain, misalnya kopi, teh, pewarna makanan atau tembakau pada perokok.

Karang gigi biasanya terbentuk pada bagian leher gigi yang berbatasan dengan gigi. Karang gigi ini bisa terjadi di atas gusi (supra gingiva) atau terbentuk hingga ke dalam gusi (sub gingiva) yang biasanya berwarna hitam kecoklatan.

2. Bagaimana bisa terbentuk karang gigi itu?

Karang gigi terbentuk sisa plak yang mengalami mineralisasi. Jadi pada awalnya adalah plak yang kurang bersih dalam menyikat gigi, kemudian mineral dari air ludah masuk ke dalam plak ini, terus menerus hingga plak mengeras dan terjadilah karang gigi. Karang gigi yang telah terbentuk ini merupakan media yang baik untuk melekatnya mineral dan plak, sehingga perlahan-lahan karang gigi menjadi lebih besar dan masuk ke dalam gusi.

3. Apa akibatnya bila karang gigi dibiarkan?

Karena sebenarnya karang gigi ialah kumpulan bakteri yang bersinggungan dengan gusi dan jaringan di sekitar gigi, maka karang gigi dapat menyebabkan infeksi kronis atau akut pada gusi (gingivitis) atau jaringan di sekitar gigi (periodontitis).

Berikut ini ialah gejala yang sering timbul berhubungan dengan karang gigi :

gusi berdarah dan kemerahan
gusi membengkak dan atau bernanah
gusi melorot atau gigi tampak menjadi panjang
gigi lama-lama menjadi goyang
gigi menjadi meregang (timbul celah-celah antara gigi)
gigi menjadi linu padahal tidak ada yang berlubang

Akibat dari karang gigi ini masih banyak dan akan kami jelaskan pada artikel yang lain. Bahkan penelitian yang terbaru menyatakan ada hubungan karang gigi dengan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus (kencing manis).

4. Bagaimana cara menghilangkan karang gigi? Sakit tidak?

Karang gigi yang telah mengeras dapat dibersihkan oleh dokter gigi menggunakan alat bernama scaler. Pembersihan ini dapat dilakukan dengan manual, yakni menggunakan instrumen, seperti dicongkel-congkel. Namun kini yang lazim ialah menggunakan ultrasonic scaler. Ultrasonic scaler ialah semacam alat berbentuk seperti ungkitan, yang akan bergetar dengan
sangat halus. Getaran ini apabila diaplikasikan kepada karang gigi akan membuat ikatan karang gigi dengan gigi akan terlepas. Prosedur pembersihan karang gigi dengan ultrasonic scaler ini relatif sangat nyaman. Pada saat pembersihan, ultrasonic scaler akan mengeluarkan air dengan jumlah yang cukup untuk memberikan pendinginan, sehingga panas akibat gesekan yang menyebabkan linu akan minimal. Namun, pada beberapa bagian, di mana terbentuk karang gigi subgingival, pembersihan akan sedikit tidak nyaman karena getaran pada bagian permukaan akar akan menimbulkan rasa linu bagi mereka yang sensitif. Pada keadaan tertentu, dokter gigi akan memberikan anestesi apabila diperlukan sehingga pembersihan dapat berlangsung tanpa rasa sakit.

5. Bagaimana mencegah terbentuknya karang gigi?

Seperti yang dikatakan sebelumnya, karang gigi terbentuk karena ada sisa plak, jadi supaya tidak terjadi karang gigi, kuncinya ialah membersihkan karang gigi dengan baik dan benar. Seringkali yang terjadi ialah penderita tidak berani menyikat hingga menyentuh leher gigi dan

gusi, padahal di daerah itulah paling banyak terbentuk karang gigi. Atau sering juga orang yang merasa sudah menyikat gigi dengan frekuensi yang tinggi, misalnya 4 kali sehari, atau durasi sikat gigi yang lama, namun karang gigi masih banyak. Sebenarnya faktor yang menyebabkan karang gigi ada beberapa, namun membersihkan gigi dengan cara yang benar lebih penting daripada frekuensi dan durasi tersebut. Tentang menyikat gigi yang efektif ini akan dibahas pada artikel yang lain.

6.Tiap berapa lama kita sebaiknya membersihkan karang gigi?

Tergantung. Laju pembentukan karang gigi ini bervariasi antar individu. Secara teori, studi menunjukkan bahwa plak dapat terkalsifikasi 90% hanya pada 12 hari. Banyak faktor yang berperan, misalnya kebersihan giginya, kandungan air liur, pola makan dan sebagainya. Biasanya kunjungan ulang pada 3 bulan pertama dokter gigi akan melihat sejauh mana laju pembentukan
karang gigi. Apabila pada waktu itu sudah banyak terbentuk karang, mungkin akan dievaluasi, apa yang salah, mungkin dari cara pembersihannya. Kunjungan ini akan diulang, dan jika pada interval tertentu keadaannya lebih baik, mungkin interval diperlukan perawatan ulang bisa diperlama.

7. Saya dengar waktu membersihkan karang gigi, kadang gusi kita berdarah-darah, apakah itu tidak apa-apa?

Pada keadaan penderita normal, maksudnya tidak ada gangguan kesehatan yang lain, misalnya gangguan pembekuan darah, leukemia dan sebagainya, berdarah ini lazim terjadi saat prosedur pembersihan karang gigi. Seperti yang dikatakan sebelumnya, karang gigi ini dapat menyebabkan keradangan baik kronis maupun akut. Pada keadaan ini, akan terjadi peningkatan vaskularisasi jaringan (sederhananya penambahan aliran darah ke jaringan), sehingga gusi nampak lebih merah. Vaskularisasi ini merupakan usaha tubuh untuk mengalirkan elemen darah putih dari darah untuk menghadapi infeksi tersebut. Namun, karena vaskularisasi ini bersifat sementara, maka dinding dari pembuluh darah yang terjadi biasanya rapuh. Inilah yang menyebabkan gusi jadi berdarah saat disentuh. Bahkan sebelumnya mungkin penderita juga merasakan gusi berdarah saat sikat gigi. Perdarahan kecil ini akan berhenti segera setelah pembersihan selesai dan karang gigi telah bersih.

8. Pada bagian tertentu permukaan gigi saya terlihat coklat atau kehitaman, apakah itu juga
karang gigi?

Mungkin yang anda maksudkan ialah dental stain. Stain (noda) ini, biasanya kecoklatan (terutama pada peminum teh, kopi, obat kumur atau pewarna makanan yang lain) atau kehitaman pada perokok. Dental stain paling banyak dijumpai pada bagian belakang gigi yang menghadap langit-langit. Dental stain murni tidak menyebabkan keradangan seperti halnya karang gigi, melainkan hanya gangguan estetika saja. Namun dental stain dapat juga terjadi di permukaan karang gigi. Pembersihan stain dapat dilakukan dengan alat yang sama disertai pemulasan, atau dengan alat lain seperti disemprot dengan air bertekanan tinggi yang disertai abrasif.

9. Ke manakah saya bisa mendapatkan perawatan pembersihan karang gigi ini?

Anda dapat membersihkan karang gigi pada dokter gigi atau dokter gigi spesialis periodonsia (Periodontist).

Jangan Sembarang Memasang Kawat Gigi




Sumber by dentistrymolar

Pembaca sekalian pasti sudah sangat tidak asing dengan istilah behel. Behel atau bracket dalam dunia kedokteran gigi juga dikenal sebagai Kawat Gigi adalah alat yang digunakan dalam perawatan ortodontik yang membantu menyelaraskan dan meluruskan gigi dan membantu posisi geligi pada posisi ideal di mana gigi atas dapat menggigit gigi bawah dengan sempurna. Behel atau bracket merupakan alat ortodontik cekat yang sering juga dengan peralatan ortodontik lain untuk membantu memperluas langit-langit mulut atau rahang dan sebaliknya membantu dalam membentuk gigi dan rahang.

Berdasarkan sejarah pemakaian behel sudah dimulai sejak tahun 400-500 BC hal ini dibuktikan dengan penemuan mumi dari zaman tersebut di mana pada mumi ditemukan band pembungkus gigi berupa kabel yang terbuat dari serat alami usus hewan yang mana hal ini merupakan bagian ortodontic yang berguna untuk meluruskan kesenjangan pada gigi mereka. Sementara di Romawi ditemukan sebuah makam kuno dengan jenazah yang giginya berisi lempengan emas yang diduga merupakan sebuah peralatan untuk meluruskan kesenjangan gigi, namun karena kurangnya bukti penelitian mengenai hal ini tidak diteruskan.

Sekarang behel tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk merapikan geligi dan mengembalikan fungsi kunyah gigi menjadi lebih baik. Saat ini behel sudah merambah ke arah trend dan fasion di mana orang-orang memakai behel bukan saja karena ada masalah pada giginya namun karena faktor pergaulan dimasyarakat. Hal ini tentu saja bukan masalah apabila dari segi finansial mendukung. Untuk melakukan perawaan behel diperlukan dana yang tidak sedikit untuk satu kali perawatan berkisar antara 3 Juta – 20 Juta tergantung kasus pada pasien bahkan ada yang menarik bayaran lebih mahal lagi, untuk kontrol biasanya berkisar antara 50rb – 100rb/kunjungan.

Dibalik persoalan biaya sekarang harus diingat penggunaan kawat gigi atau behel tidak hanya sekedar masalah fasion, tidak juga sekedar asal rapi. Rapi tentu saja tidak cukup, setelah perawatan selesai gigi harus bisa berfungsi untuk mengunyah dengan sempurna. Gigi atas harus bisa menggigit dan bertemu gigi bawah dengan baik, karena salah satu dari fungsi kawat gigi atau behel adalah untuk memperbaiki gigi dari keadaan gigi atas tidak bertemu atau menggigit gigi bawah dengan baik (bahasa kerennya : maloklusi) yang disebabkan oleh susunan gigi yang tidak beraturan, bentuk rahang yang salah atau kombinasi dari kedua hal tersebut.

Perawatan dengan kawat gigi atau behel (istilah kedokterannya : perawatan ortoddontik) yang dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami ilmu ortodontik dapat memperbaiki kesalahan bentuk atau posisi dari rahang. Perbaikan dari susunan gigi dan rahang juga akan mempengaruhi bentuk atau profil wajah dari seseorang secara keseluruhan.

Tanpa ilmu yang benar pemakaian kawat gigi bisa membuat wajah anda menjadi aneh. Mereka yang tidak mengerti ilmu ortodontik secara benar (atau hanya mengetahui sepotong-sepotong) hanya akan membuat gigi pasien terlihat rapi namun belum tentu posisi rahang pasien pas untuk menggigit antara gigi atas dan gigi bawah (oklusi). Lebih celaka lagi melakukan pemasangan kawat gigi pada orang yang tidak berpengalaman dan tidak memiliki ilmu yang cukup bisa membuat wajah pasien menjadi lebih aneh dari semestinya.

Saat ini banyak iklan dari tukang gigi di media elektronik, media cetak, bahkan sudah ke media online yang menawarkan pemasangan kawat gigi murah, cepat dan rapi. Namun sadarkan kalian bahwa dalam iklan promosi tersebut tidak ada yang menawarkan gigi anda dapat berfugsi dengan baik setelah perawatan. Perawatan yang dilakukan oleh orang yang bukan ahli di bidang orthodontik hanya akan membuat masalah baru pada gigi si pasien. Belum lagi resiko tertular oleh penyakit lain yang disebabkan oleh alat-alat yang digunakan.

Bagaimanapun juga seseorang yang berpredikat dokter gigi memerlukan waktu yang lama yakni 3 (tiga) tahun untuk mempelajari mengenai ilmu meratakan gigi (ortodontik). Sedangkan seorang dokter gigi biasa hanya berkesempatan untuk mempelajari alat ortodontik lepasan dan tidak diajarkan untuk memasang behel atau alat ortodontik cekat.

Seorang tukang gigi (atau istilah lainnya : ahli gigi) di pinggir jalan sama sekali tidak pernah mendapatkan pendidikan formal sebagai seorang dokter gigi dan tidak memiliki kualifikasi untuk merawat gigi pasien khususnya melakukan pemasangan kawat gigi atau behel. Apapun alasannya, walau katanya si tukang gigi sudah pernah belajar tentang kawat gigi dan sebagainya tetap saja kualifikasi mereka masih jauh dari seorang dokter gigi spesialis orthodontik maupun dokter gigi umum.

Sekarang ini kembali lagi kepada masyarakat untuk mencerna, pasang kawat gigi pada dokter gigi non spesialis saja tidak dianjurkan apalagi memasang kawat gigi pada praktek “tukang gigi” atau “ahli gigi” di pinggir jalan. Sebagian masyarakat yang tidak mengetahui masalah perawatan orthodontik secara umum sudah pasti menganggap remeh masalah ini. Namun tahukan anda pemakaian alat-alat kedokteran gigi yang tidak memenuhi standar kesehatan pada waktu pemasangan behel atau kawat gigi bisa menyebabkan infeksi silang dan membahayakan kesehatan.

Untuk menghindari penyakit tertular dari satu pasien ke pasien lain atau ke dokter gigi yang bisa saja melalui air liur atau darah si dokter gigi menggunakan barier berupa sarung tangan dan masker yang hanya boleh digunakan sekali. Artinya hanya digunakan untuk 1 (satu) pasien. Alat-alat yang digunakan oleh dokter gigi merupakan alat steril yang setelah digunakan pada 1 (satu) pasien dibersihkan dan dimasukkan ke alat sterilisasi khusus atau langsung dibuang apabila menggunakan alat disposible.

Sekarang tinggal dibayangkan apabila melakukan perawatan kawat gigi pada orang yang tidak memiliki pengetahuan yang lebih dibidang tersebut? Mereka tidak mendapatkan pengetahuan mengenai cara sterilisasi peralatan yang digunakan, tidak memiliki kualifikasi yang lebih untuk merawat gigi yang tidak beraturan. Bisa jadi gigi si pasien bukannya menjadi baik dan sehat namun akan menimbulkan masalah baru yakni resiko terkena penyakit menular seperti HIV, Hepatitis, gigi goyang, rahang sakit saat membuka mulut dan masih banyak lagi akibat buruk yang akan ditimbulkan.

Sekarang kembali lagi kepada si pasien, apakah mencari harga murah dengan hadiah berupa penyakit baru atau mencari perawatan yang berkualitas dengan hasil memuaskan.

Hubungan Kesehatan Gigi dan Diabetes Melitus

Sumber by dentistrymolar

Kebanyakan orang mempunyai kebiasaan suka makan malas sikat gigi. Tapi itu juga tidak semua. Apalagi bila orang tersebut tahu benar dengan menjaga kesehatan gigi dapat menghindarkan tubuh dari penyakit lainnya. Salah satu penyakit yang dapat dihindari adalah penyakit diabetes melitus. Karena menurut studi penelitian di Amerika menunjukkan bahwa penderita kerusakan gigi kronis bisa jadi orang tersebut pengidap penyakit diabetes melitus tipe 2.
Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat masuk ke aliran darah dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Sel sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein yang disebut cytokines. Cytokines inilah penyebab kerusakan sel pankreas penghasil insulin, hormon yang memicu diabetes. Jika ini terjadi sekali saja, walaupun orang itu sebelumnya dalam keadaan sehat maka orang tersebut berpeluang menderita diabetes tipe 2.
Selain itu tingginya kandungan kolesterol dari glukosa yang dibutuhkan tubuh merupakan faktor utama pemicu risiko diabetes bagi orang yang mengalami kerusakan gigi. Dan kolesterol rendah dapat menolong orang sehat untuk tidak terserang problem gangguan gigi yang mampu memicu diabetes. Untuk itu, penderita diabetes sebaiknya mengikuti diet rendah kalori, rajin mengonsumsi obat pengatur hormon insulin dan menjaga kesehatan gigi. Dan alangkah baiknya jika orang sehat juga ikut menjaga kesehatan giginya agar tidak berisiko terkena diabetes.
Radang gusi adalah jenis penyakit gigi yang paling ringan, disebabkan oleh bakteri dalam plak. Penyakit ini masih bisa disembuhkan, tapi jika disepelekan tanpa perawatan lebih lanjut bisa berkembang menjadi penyakit gigi yang parah juga. Plak yang menempel pada rongga antara gusi dan gigi mampu menimpulkan infeksi dan menyebabkan kasus serius. Bahkan pada stadium tertentu, gigi harus dicabut.
Diabetes merupakan kondisi di mana tubuh tidak mampu meregulasi kandungan glukosa. Artinya, tekanan darah bisa menjadi sangat tinggi. Pengobatan dengan insulin bisa membantu tubuh mengontrol jumlah glukosa pada aliran darah.
Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi sangat sedikit sehingga tidak cukup jumlahnya untuk keperluan tubuh manusia. Biasanya hal ini sangat berpengaruh pada orang berusia di atas 40 tahun. Untuk mengatasinya dibutuhkan diet teratur dan mengonsumsi pil atau suntikan reguler.

Menanggulangi Gigi Sensitif

Rasa ngilu pada gigi ada baiknya tidak dianggap remeh. Pasalnya, rasa ngilu pada gigi disebabkan runtuhnya email gigi sebagai pelindung syaraf pada gigi. Akibatnya, makanan apapun yang masuk langsung berhubungan dengan syaraf gigi.

Tidak ditanggulanginya rasa ngilu berdampak jangka panjang. Gigi bakalan meradang dan akhirnya pembusukan pada gigi mengancam keberadaan organ lain pada tubuh.

Berikut tips yang direkomendasikan Pakar Gigi dari Bagian Ilmu Kesehatan Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung, Sri Susilowati yaitu :
1.Cara penanggulangan rasa ngilu tergantung kasus. Bila disebabkan kesalahan tambalan pada gigi sebaiknya diperbaiki tambalan itu. Bila kesalahan menyikat gigi sebagai penyebab maka harus mengetahui cara memilih sikat dan menyikat gigi dengan baik dan benar.
2. Gunakan pasta gigi yang mengandung potasium citrate
3. Makan dengan gizi yang seimbang, kaya gandum murni, buah dan sayur.
4. Tambahkan sayur saat makan daging untuk memproduksi air liur dan komposisi nutrisi harus mengandung kalsium, fosfat, protein guna meremineralisasi kondisi kesehatan mulut dan gigi.
Redaktur: Ririn Sjafriani

Kamis, 02 Februari 2012

Kesehatan Gigi & Mulut

Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut

Pertama, biasakan diri untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari, yaitu sesudah sarapan dan sebelum tidur di malam hari. Ketika tidur, mulut tertutup dan menyebabkan air liur tidak bersirkulasi, bakteri akan berkembang biak dua kali lipat lebih banyak. Bakteri yang semakin banyak akan merusak gigi dan gusi. Oleh karena itu, sikat gigi sebelum tidur sangat penting untuk menghindari terjadinya gangguan gigi dan gusi yang lebih buruk.

Kedua, sebaiknya segera menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan yang manis dan lengket. Sisa makanan manis yang tidak segera dibersihkan menjadi penyebab utama terjadinya gigi berlubang. Begitu pula makanan yang lengket, makanan ini harus segera dibersihkan agar tidak tertimbun dan semakin sulit dibersihkan nantinya.
Ketiga, pilihlah sikat gigi yang mempunyai bulu sikat yang lembut. Bbanyak orang yang beranggapan bahwa semakin keras menyikat gigi akan semakin bersih hasilnya. Anggapan ini salah karena menyikat gigi dengan keras akan menyebabkan terkikisnya email (lapisan pelindung) gigi.
Keempat, terapkanlah cara menyikat gigi yang baik dan benar. Sikatlah gigi Anda dengan arah ke atas lalu ke bawah atau dari arah gusi ke arah ujung gigi.
Kelima, sebaiknya Anda mengganti sikat gigi Anda tiga bulan sekali atau bila bulu sikat sudah mekar. Penempatan sikat gigi pun harus diperhatikan. Letakkanlah sikat gigi di dalam kamar mandi dengan wadah tertutup atau dimasukkan ke dalam lemari di balik cermin di kamar mandi Anda untuk menghindari kontaminasi kuman dan bakteri.
Mungkin sekian dulu artikel sederhana saya mengenai bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut.Jika ada yang kurang atau teman – teman ingin menambahkan silahkan berkomentar pada artikel saya ini.Sekian informasi yang dapat saya berikan mengenai Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut.